Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan

Pelinggih adalah sebuah objek yang digunakan dalamkegiatankeagamaan, terutama dalam keagamaan Hindu di Bali. Pelinggih biasanyaterdiri dari sebuah bangunan atau area yang digunakan untuk melakukanupacara atau persembahan kepada para dewa. Pelinggih juga sering digunakansebagai tempat beribadah atau tempat untuk berkumpul dalamkegiatankeagamaan. Kebudayaan pelinggih di Bali merupakan warisan budaya yang penting dan menjadi bagian dari sejarah arsitektur Bali.

Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan Banjar Kuwum ini didirikan pada tahun 1952. Untuk mengetahui lebih detail dari bangunan ini, berikut adalah metadata dari Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan.

Metadata Pelinggih Ratu Gede
Bhagawan Penyarikan

Object 1 "Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan"

Nama Object : Ratu Gede Bhagawan Penyarikan

Deskripsi Singkat : Tempat berstana nya Ratu Bhagawan Penyarikan (Manifestasi Dewa Wisnu) sebagai tempat meminta kelancaran atas semua kegiatan yang dilakukan di Bale Banjar atau semua urusan mengenai Banjar

Deskripsi Detail : Bhagawan Penyarikan yang biasanya dikenal sebagai pemberi kesejukan melalui wejangannya dan juga sebagai pencetus arsitektur tempat suci di Bali yang menulis Asta Kosala dan asta Bumi yang dalam Tri Purusha  sebagaimana disebutkan ditulis bersama bersama Bagawan Wiswakarma yang menyangkut tentang pembuatan arsitektur Pura atau Sanggah Pamerajan. Bagawan Penyarikan atau Batara Penyarikan adalah putra Sanghyang Parma, yang berarti cucu Sanghyang Taya. (Sanghyang Taya adalah adik dari Sanghyang Wenang). Betara Penyarikan mempunyai saudara kandung bernama Bathara Darma yang dikenal sebagai dewa keadilan. Bathara Bagawan Panyarikan mempunyai suatu keahlian yang tidak dimiliki para dewa lainnya, yaitu tulisannya sangat bagus serta pandai menulis cepat. Bathara Penyarikan memiliki daya ingatan yang sangat tajam. Apa saja yang pernah didengar dan dilihatnya akan selalu diingatnya dengan baik. Selain itu ia juga pandai menyimpan rahasia. Oleh Bathara Guru, Bathara Bagawan Panyarikan ditugaskankan sebagai juru tulis kadewatan. Mencatat dan mendokumentasikan semua hasil persidangan dan keputusan yang  telah diambil para dewa. Sementara sekarang semua kantor pemerintahan menstanakan Padmasana. Padahal sejatinya Padmasana adalah linggih / stana Ida Sanghyang Widhi yang maha “nir” atau maha “acintya”, tak terpikirkan atau tak terjangkau oleh alam pikiran dan logika manusia. Mestinya untuk di kantor pemerintah dibangun pelinggih Gedong Bebaturan sebagai stana Ratu Bagawan Penyarikan, karena kantor adalah sebagai lembaga fungsional dan lembaga administrasi serta birokrasi. Dan status dari pura di gedung perkantoran adalah tergolong Pura Swagina atau pura fungsional, sebagaimana halnya dengan pura melanting di pasar, serta pura subak di sawah. Namun entah darimana mulai, serta siapa yang memulai, sehingga pura kantor adalah Padmasana. Artinya, membangun gedong penyarikan di sebuah kantor adalah untuk memuja Hyang Wdhi dalam aspek sserta fungsi administrasi dan birokrasi. Maka untuk itu dewanya adalah Ratu Bagawan Penyarikan. Ratu Bagawan Penyarikan distanakan di pelinggih berbentuk gedong batu bebaturan. Dilengkapi dengan wastra poleng, karena beliau adalah sebagai pelaksana tugas administrasi kedewatan.

Deskripsi Visual : Bahan utama dari Pelinggih yaitu Batu Bata. Berbentuk seperti pelinggih pada umumnya namun perbedaan terdapat murdha (bagian ujung atas pelinggih) yang dibalutin kain hitam putih (poleng). 

Tahun : 1952

Periode : 2023

Nama : Arca Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan

Negara : Indonesia

Gaya : Arsitektur Bali Kuno.

Bahan Utama : Batu Bata.

Bahan Tambahan : Batu Sikat, Sekat Besi

Teknik Pembuatan : Teknik Pahat dan Teknik Konstruksi.

Ornamen : –

Panjang : 200 Centimeter

Lebar : 130 Centimeter

Tinggi : 300 Centimeter

Berat : – Kilogram

Volume : –

Kondisi Fisik : Terawat

Tingkat Kerusakan : 10%

Negara Lokasi : Asia Tenggara

Provinsi : Bali

Kota : Badung

Kecamatan : Kuta Utara

Desa/Kelurahan : Kerobokan Kelod, Kelurahan Kerobokan

Banjar : Kuwum Kerobokan Kelod

Alamat : 85Q5+CMV, Gg. Jepun, Kerobokan Kelod, Kec. Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali 80361

Garis Lintang (Latitude) : -8.66135 (-8.66135149320651)

Garis Bujur (Longitude) : 115.15917 (115.15937006627215)

Periode Sejarah : 1952

Fungsi : Sebagai Tempat meminta taksu terutama saat adanya latihan megambel.

Pemilik : Desa Adat Kerobokan Kelod

Sejarah Kepemilikan : Bangunan ini merupakan bangunan yang resmi dimiliki secara adat oleh Desa Adat Kerobokan Kelod dimana ini ditujukan untuk arsip data Bale Banjar yang ada disetiap desa di Kabupaten Badung.

Nilai Sejarah : Pengaruh bangunan ini berkaitan dengan para instansi yang terkait kepemerintahan di Banjar Kuwum.

Nilai Budaya : –

Nilai Estetika : Bentuk dari Pelinggih Ratu Bhagawan Penyarikan memiliki ukuran yang paling tinggi diantara pelinggih lainnya yang ada di sanggah Bale Banjar Kuwum. Hal ini mencerminkan pemerintah atau kepengurusan sistem pemerintah di Banjar Kuwum dijunjung tinggi.

Nilai Ekonomi : Harga atau biaya kisaran dari pelinggih Ratu Nyoman ini sekitar Rp. 6.700.000 juta (kisaran harga tahun 2023).

Foto Pelinggih Ratu Bhagawan

Pelinggih Ratu Gede Bhagawan Penyarikan dapat dilihat dari berbagai sisi

Scroll to Top