DESKRIPSI BANGUNAN ATAU ARCA
Nama Bangunan : Pelinggih Ratu Sedan Gede Bhagawan Penyarikan
Ukuran Bangunan : 150 Centimeter (p) x 350 Centimeter (t)
Bahan : Batu Bata
Tahun Pembuatan : 1952
Letak Bangunan : Di Sanggah Bale Banjar (Menghadap Ke-Selatan)
Tahapan Renovasi : 1 Kali (October 2023)
Kondisi Bangunan/Arca : Bagus Dan Terawat
Kegunaan Bangunan : Tempat berstana nya Ratu Bhagawan Penyarikan (Manifestasi Dewa Wisnu) sebagai tempat meminta kelancaran atas semua kegiatan yang dilakukan di Bale Banjar atau semua urusan mengenai Banjar.
History Bangunan : Bhagawan Penyarikan yang biasanya dikenal sebagai pemberi kesejukan melalui wejangannya dan juga sebagai pencetus arsitektur tempat suci di Bali yang menulis Asta Kosala dan asta Bumi yang dalam Tri Purusha sebagaimana disebutkan ditulis bersama bersama Bagawan Wiswakarma yang menyangkut tentang pembuatan arsitektur Pura atau Sanggah Pamerajan,
- Sebagai tempat suci para leluhur untuk memperoleh kesejahteraan dan kedamaian atas lindungan Hyang Widhi, mendapat vibrasi kesucian dan menguatkan bhakti kepada Hyang Widhi.
- Bale Agung di pura desa sebagai lingga Sthana Begawan Penyarikan / Bagawati
- Pura Ratu Penyarikan di Catur Lawa dengan warna kuning selaku penyade/penanggungjawab di Pura Ulun Kulkul.
Diceritakan dahulu Bhagawan Penyarikan pernah berguru pada Ida Sang Hyang Ratna Traya, mengenai perputaran atau perjalanan manusia masing-masing.
Bagawan Penyarikan atau Batara Penyarikan adalah putra Sanghyang Parma, yang berarti cucu Sanghyang Taya. (Sanghyang Taya adalah adik dari Sanghyang Wenang). Betara Penyarikan mempunyai saudara kandung bernama Bathara Darma yang dikenal sebagai dewa keadilan. Bathara Bagawan Panyarikan mempunyai suatu keahlian yang tidak dimiliki para dewa lainnya, yaitu tulisannya sangat bagus serta pandai menulis cepat. Bathara Penyarikan memiliki daya ingatan yang sangat tajam. Apa saja yang pernah didengar dan dilihatnya akan selalu diingatnya dengan baik. Selain itu ia juga pandai menyimpan rahasia. Oleh Bathara Guru, Bathara Bagawan Panyarikan ditugaskankan sebagai juru tulis kadewatan. Mencatat dan mendokumentasikan semua hasil persidangan dan keputusan yang telah diambil para dewa.
Sementara sekarang semua kantor pemerintahan menstanakan Padmasana. Padahal sejatinya Padmasana adalah linggih / stana Ida Sanghyang Widhi yang maha “nir” atau maha “acintya”, tak terpikirkan atau tak terjangkau oleh alam pikiran dan logika manusia. Mestinya untuk di kantor pemerintah dibangun pelinggih Gedong Bebaturan sebagai stana Ratu Bagawan Penyarikan, karena kantor adalah sebagai lembaga fungsional dan lembaga administrasi serta birokrasi. Dan status dari pura di gedung perkantoran adalah tergolong Pura Swagina atau pura fungsional, sebagaimana halnya dengan pura melanting di pasar, serta pura subak di sawah. Namun entah darimana mulai, serta siapa yang memulai, sehingga pura kantor adalah Padmasana. Artinya, membangun gedong penyarikan di sebuah kantor adalah untuk memuja Hyang Wdhi dalam aspek sserta fungsi administrasi dan birokrasi. Maka untuk itu dewanya adalah Ratu Bagawan Penyarikan.
Ratu Bagawan Penyarikan distanakan di pelinggih berbentuk gedong batu bebaturan. Dilengkapi dengan wastra poleng, karena beliau adalah sebagai pelaksana tugas administrasi kedewatan.

